Selasa, 03 Januari 2012

Blues Indonesia...

Fenomena Boyband dan GirlBand di Indonesia yang memnghebohkan Indonesia bahkan hampir di seluruh Dunia tidak serta merta melorotkan booming musik blues Indonesia. gaungnya mungkin tidak seheboh gaung para BoyBand dan GirlBand, namun jumlah para penikmat musik Blues tidak kalah banyaknya dengan para penggila musik K-Pop yang sedang heboh saat ini.. yang menjadi Pembeda adalah rentang umur para penggemar aliran musik masing - masing.. Penggemar Musik Blues hampir semua kalangan umur, berbeda jauh dengan penggemar musik K-Pop yang sebagian besarnya adalah para Abg...
Musik Blues di Indonesia boleh dibilang sedang di ujung tanduk.. perkembangan musik yang begitu cepat mau tidak mau membuat musisi Blues di Indonesia harus mampu mempertahankan eksistensinya dan lebih gencar memberikan warna dan sentuhan baru pada musik Blues.. Indonesia saat ini memang sedang menggila dengan musik para BoyBand dan GirlBand setelah sebelumnya heboh dengan musik - musik Metal (Melayu Total).. Boleh dibilang jati diri musik itu sendiri sudah hilang saat ini.. Musik yang sebenarnya lebih banyak dikomersilkan ketimbang inti sari dan cita rasa musik itu sendiri.. karya - karya musik yang diciptakan lebih mengedepankan nilai jual ketimbang bermusik dengan hati.. Unsur Komersialitas lebih kental ketimbang Nilai Estetika dan SEni dari musik itu sendiri... 
Lihat saja fenomena pasar musik di Indonesia, yang hampir setiap hari selalu saja ada band baru yang muncul.. Indonesia benar - benar kehilangan cita rasa akan musik.. Percaya atau tidak, band - band baru yang muncul  selalu saja akan tenggelam dan merosot setelahnya.. ini menjadi indikator bahwa musik yang diciptakan lebih berorientasi sebagai modal mendapat bayaran mahal.. Musik dijadikan Investasi ketimbang sebagai karya seni..
Kemajuan tekhnologi juga sangat berpengaruh, sayangnya makin banyak disalahgunakan dengan pembajakan dan karya - karya sampah yang bisa dibuat oleh siapa saja... Musik Blues memang sempat redup di Indonesia karna fenomena ini.. namun beberapa musisi yang masih berharap musik blues kembali hidup di Indonesia, secara sukarela dan bersama-sama berusaha sekuat tenaga menghidupkan kembali pesona musik Blues di Indonesia.. berbagai Festival kembali digelar dengan mendatangkan musisi-musisi blues dunia untung mengembalikan animo masyarakat Indonesia terhadap musik Blues di Indoensia, bahkan Festival yang dibuat di penghujung tahun 2011 ini adalah fetival musik Blues yang terbesar di Asia... Membanggakan memang....
Yang lebih menghebohkan lagi adalah boomingnya sebuah group musik blues asal Indonesia yang memberikan warna baru pada blues Indonesia.. Gugun Blues Shelter tiba - tiba saja menjadi buah bibir di kalangan musisi indonesia saat ini..
Gugun Blues Shelter, atau Gugun and The Blues Shelter (seringkali disingkat GBS) adalah band Indonesia ber-aliran blues, yang dibentuk di Jakarta, pada tahun 2004. Para anggotanya saat ini antara lain Gugun (gitar), Jono (bass) and Bowie (drum). Merka telah merilis tiga album, Get The Bug (2004), Turn It On (2007) dan Gugun Blues Shelter (2010).
Grup musik ini terbentuk pada tahun 2004 untuk bermain di blues bars di Jakarta. Mereka telah bermain di jazz clubs dan festival. Mereka ter-inspirasi oleh Jimi Hendrix, Stevie Ray Vaughn, Betty Davis, dan Led Zeppelin. Pada awalnya, nama dari band ini adalah The Blues Bug, yang mana akhirnya diganti menjadi Blue Hand Gang, dan selanjutnya menjadi Gugun Blues Shelter. Mereka mengganti nama band mereka karena sebuah band asal Yunani telah memakai nama Blues Bug selama sepuluh tahun.
Pada akhir 2004, mereka merilis album independen pertama mereka, Get the Bug. Musisi yang tampil di dalam album ini antara lain Gugun, Jono, dan Iskandar
Di awal 2007, tmereka merilis album kedua, Turn It On, oleh Sinjitos Records. The album was voted as one of the best Indonesian albums of 2007 by Rolling Stone Indonesia. Album ini juga dipilih sebagai "The number one blues album of the year", dengan Gugun yang terpilih sebagai Gitaris blues terbaik se-Asia Tenggara, di tahun 2007 oleh MTV Trax Magazine.
Bowie bergabung dengan band di tahun 2007 (or 2008), menggantikan Iskandar pada drum. Pada tahun 2010, mereka secara independen merilis album dengan nama mereka sendiri sebagai pengganti terhadap album Set My Soul on Fire mereka, yang batal rilis menyusul konflik dengan label mereka.
Pada tahun 2011, Gugun Blues Shelter dipilih oleh juri melalui pemilihan online dari para fans untuk memenangi Kompetisi the Hard Rock Café’s Global Battle Of The Bands, memperingati Ulang tahun Hard Rock Café yang ke-40. Mereka dijadwalkan untuk tampil pada hari Minggu, 26 Juni 2011 di Hyde Park, bersama dengan Bon Jovi, Rod Stewart dan The Killers.
Gugun Blues Shelter memberikan warna baru bagi musik Blues di Indonesia, menjadi kebanggaan pula bagi musik Indonesia dengan kiprahnya di kancah musi Internasional.. 
Musik Blues harus kembali ke jalurnya kembali, kembali bernafas di Bumi Indonesia tanpa harus takut terhimpit dengan aliran musik lain yang semakin banyak hadir di Indonesia.. Musisi Blues Indonesia harus lebih sering berimprovisasi menelurkan musik yang berkualitas dan menarik tanpa harus tersentuh dengan niat mencari laba namun sepenuhnya semata-mata untuk mengembalikan cita rasa musik Blues yang sudah lama hilang...
Yang perlu menjadi perhatian kita saat ini adalah jangan sampai musik Blues kita kehilangan jati dirinya dalam bermusik, kehilangan cita rasa Blues-nya, dan jangan sampai Nilai Komersialisme menghilangkan Cita Rasa dan Jiwa Seni dari Musisi Blues Kita di Inonesia...


Yang Hilang Dari Uniknya Bajawa....

Saya sedang mereview sekian archive blog yang memuat segala macam cerita, pujian, kenangan dan potret kehidupan di Kota Bajawa... Bajawa dengan beribu kekhasannya memang menyimpan begitu banyak cerita kenangan yang tidak akan pernah bisa dilupakan oleh siapa saja, yang menetap dan sempat tinggal di Bajawa atau bahkan sekedar mampir untuk merasakan dinginnya bajawa, derasnya hujan bajawa, menikmati manisnya "Dhea Hae" dan segarnya "Lobo Labu", merasakan pedasnya "koro" bajawa, dan manisnya "Tua Bhara" Bajawa.... Semua terrekam baik dalam memori tiap orang yang pernah mencicipinya.. Inilah Bajawa dan segala kekhasannya...
Saya terlahir dengan nama yang serta merta membuat orang lain tahu kalau saya pasti berasal dari Ujung Timur pulau Flores dan bahkan bukan dari Bajawa.. namun sebenarnya saya berasal dari garis keturunan ibu yang adalah orang Bajawa Tulen.. Bajawa adalah bagian dari diri dan hidup saya yang tidak bisa terpisahkan.. Setengah darah saya adalah Bajawa Dan sebagian besar udara yang saya hirup adalah udara Bajawa... Natal di Desember 2011, saya rayakan di Bajawa.. dengan sedikit Miris, saya merasa ada begitu banyak kebiasaan di hari Natal yang sudah hilang dari Kota Bajawa.. Natal yang saya rasakan di masa kecil saya, rasanya jauh berbeda dengan yang saya rasakan baru - baru ini. Tidak ada lagi Meriam Bambu yang terkenal dan dimainkan dengan "Bheto" kualitas terbaik untuk memnghasilkan bunyi yang sangat besar, tidak ada lagi permainan busi bekas berekor yang dimainkan dengan dilempar ke udara dan akan menghasilkan bunyi besar saat landing di aspal, tidak ada lagi rute tim sapu bersih kue natal ke rumah - rumah sanak saudara dan keluarga, dan animo bocah - bocah yang bersemangat menjadi putra - putri altar dan pelakon drama natal pun tidak lagi saya jumpai... Memori saya merekam begitu banyak kenangan masa kecil dengan sangat baik.. Sepertinya begitu banyak perubahan yang datang menghapus pergi ritual-ritual wajib pada perayaan Natal di Bajawa...
Seabagian besar anak-anak di Bajawa lebih banyak memadati pusat belanja Permainan Kembang Api ketimbang ke Hutan mencari Bheto untuk di buat meriam bambu, Nama yang sering disebut adalah Kios Moro Seneng milik Mas Rasmo daripada Hutan Bambu di Seberang Kali Waewoki.. Kembang Api dari Arah Rumah Jemmy Fong dan Baba Ho'i menjadi pusat perhatian anak -anak daripada menegadah menunggu jatuhnya busi bekas berekor.. Yang ada sekarang adalah ucapan Selamat Natal melalui Sms dan Terlpon, ketimbang inspeksi besar-besaran anak-anak ke rumah para sanak saudara dan keluarga untuk menyapu bersih segala jenis hidangan yang tersedia..
Semua kenangan indah yang pernah saya rasakan saat merayakan Natal di Bajawa, tidak lagi saya dapatkan sekarang.. Semua terganti dengan begitu banyaknya perubahan yang terjadi, segala informasi terkini dan barang - barang Populer yang bermunculan dengan begitu cepat... Alangkah indahnya bila bisa kembali ke masa-masa seperti itu...
Yang perlu disyukuri adalah kekhusukan saat merayakan Natal di Bajawa dan Kekerabatan yang masih terjaga baik... Kita tidak bisa menangkis derasnya arus perubahan yang datang, namun setidaknya ada banyak nilai-nilai moral yang kuat tertanam pada kultur dan Rutinitas Orang Bajawa Yang tidak boleh hilang sekalipun perubahan yang datang memaksa kita untuk tetap kekeuh menjaga tradisi kita.. Karena Di Bajawalah, Kita merasa menjadi saudara, sahabat dan keluarga yang satu... Karena Di Bajawalah, Kita Mengerti arti Kehidupan yang Sebenarnya...


Salam Manis Buat Semua Orang Bajawa, Hoga Woe, Pini Ine, Pame Ame dan Semua yang pernah Merasakan dan Menyaksikan Indahnya Bajawa...
Syalom//......