Selasa, 03 Januari 2012

Yang Hilang Dari Uniknya Bajawa....

Saya sedang mereview sekian archive blog yang memuat segala macam cerita, pujian, kenangan dan potret kehidupan di Kota Bajawa... Bajawa dengan beribu kekhasannya memang menyimpan begitu banyak cerita kenangan yang tidak akan pernah bisa dilupakan oleh siapa saja, yang menetap dan sempat tinggal di Bajawa atau bahkan sekedar mampir untuk merasakan dinginnya bajawa, derasnya hujan bajawa, menikmati manisnya "Dhea Hae" dan segarnya "Lobo Labu", merasakan pedasnya "koro" bajawa, dan manisnya "Tua Bhara" Bajawa.... Semua terrekam baik dalam memori tiap orang yang pernah mencicipinya.. Inilah Bajawa dan segala kekhasannya...
Saya terlahir dengan nama yang serta merta membuat orang lain tahu kalau saya pasti berasal dari Ujung Timur pulau Flores dan bahkan bukan dari Bajawa.. namun sebenarnya saya berasal dari garis keturunan ibu yang adalah orang Bajawa Tulen.. Bajawa adalah bagian dari diri dan hidup saya yang tidak bisa terpisahkan.. Setengah darah saya adalah Bajawa Dan sebagian besar udara yang saya hirup adalah udara Bajawa... Natal di Desember 2011, saya rayakan di Bajawa.. dengan sedikit Miris, saya merasa ada begitu banyak kebiasaan di hari Natal yang sudah hilang dari Kota Bajawa.. Natal yang saya rasakan di masa kecil saya, rasanya jauh berbeda dengan yang saya rasakan baru - baru ini. Tidak ada lagi Meriam Bambu yang terkenal dan dimainkan dengan "Bheto" kualitas terbaik untuk memnghasilkan bunyi yang sangat besar, tidak ada lagi permainan busi bekas berekor yang dimainkan dengan dilempar ke udara dan akan menghasilkan bunyi besar saat landing di aspal, tidak ada lagi rute tim sapu bersih kue natal ke rumah - rumah sanak saudara dan keluarga, dan animo bocah - bocah yang bersemangat menjadi putra - putri altar dan pelakon drama natal pun tidak lagi saya jumpai... Memori saya merekam begitu banyak kenangan masa kecil dengan sangat baik.. Sepertinya begitu banyak perubahan yang datang menghapus pergi ritual-ritual wajib pada perayaan Natal di Bajawa...
Seabagian besar anak-anak di Bajawa lebih banyak memadati pusat belanja Permainan Kembang Api ketimbang ke Hutan mencari Bheto untuk di buat meriam bambu, Nama yang sering disebut adalah Kios Moro Seneng milik Mas Rasmo daripada Hutan Bambu di Seberang Kali Waewoki.. Kembang Api dari Arah Rumah Jemmy Fong dan Baba Ho'i menjadi pusat perhatian anak -anak daripada menegadah menunggu jatuhnya busi bekas berekor.. Yang ada sekarang adalah ucapan Selamat Natal melalui Sms dan Terlpon, ketimbang inspeksi besar-besaran anak-anak ke rumah para sanak saudara dan keluarga untuk menyapu bersih segala jenis hidangan yang tersedia..
Semua kenangan indah yang pernah saya rasakan saat merayakan Natal di Bajawa, tidak lagi saya dapatkan sekarang.. Semua terganti dengan begitu banyaknya perubahan yang terjadi, segala informasi terkini dan barang - barang Populer yang bermunculan dengan begitu cepat... Alangkah indahnya bila bisa kembali ke masa-masa seperti itu...
Yang perlu disyukuri adalah kekhusukan saat merayakan Natal di Bajawa dan Kekerabatan yang masih terjaga baik... Kita tidak bisa menangkis derasnya arus perubahan yang datang, namun setidaknya ada banyak nilai-nilai moral yang kuat tertanam pada kultur dan Rutinitas Orang Bajawa Yang tidak boleh hilang sekalipun perubahan yang datang memaksa kita untuk tetap kekeuh menjaga tradisi kita.. Karena Di Bajawalah, Kita merasa menjadi saudara, sahabat dan keluarga yang satu... Karena Di Bajawalah, Kita Mengerti arti Kehidupan yang Sebenarnya...


Salam Manis Buat Semua Orang Bajawa, Hoga Woe, Pini Ine, Pame Ame dan Semua yang pernah Merasakan dan Menyaksikan Indahnya Bajawa...
Syalom//......




1 komentar: